Jumat, 20 Juli 2018

SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN SIDANG TUGAS AKHIR


PENDAFTARAN SIDANG TUGAS AKHIR  BERBASIS WEB
DENGAN METODE PROTOTYPING




Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Muh. Jeri Baru Assidik    (4116089) (Ketua)
Muchibul Umam               (4116067)
Moh. Rofi’ul Usnan          (4116032)
Iin Ziyadatur Rohmah     (4116045)
Nur Azizatul Khasanah   (4116053)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
2018




Jumat, 04 Mei 2018



LAPORAN RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI CUACA
 


Dosen Pengampu :


Disusun Oleh :
Muhammad Rofi’ul Usnan (4116032)



FAKULTAS TEKNIK PRODI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
link aplikasi klik disini
link laporan : klik di sini

Sabtu, 14 April 2018

Resume Film "Kita vs Korupsi"






‘SELAMAT SIANG, RISA’
Sutradara : Ine Febriyanti

“Selamat Siang, Risa!” disutradarai oleh Ine Febriyanti menceritakan tentang seorang karyawati yang sedang menghadapi godaan tawaran uang “suap”. Namun ia bisa bertahan karena cerita flashback tentang ayahnya yang berusaha jujur walaupun orang lain di sekitarnya banyak yang melakukan korupsi. Ayahnya bahkan bersikeras tidak melakukan korupsi saat keluarganya dilanda kesulitan ekonomi.
Ayahnya bernama Pak Woko seorang penanggung jawab gudang yang dengan integritasnya menunjukkan sikap anti korupsi. Film ini diawali dengan penggambaran keluarga pak Woko, yang hidup dengan berbagai keterbatasan. Pak Woko yang hanya seorang pegawai biasa di Gudang Beras MAKMUR jl. Veteran No : 71 JAKARTA, harus berjuang untuk menghidupi seorang istri dan dua orang anaknya yang masih kecil-kecil.
Di waktu pagi pak woko berangkat bekerja mengendarai vespa tuanya di saksikan istri dan kedua anaknya. Untuk membantu menambah penghasilan suamninya, istri nya juga bekerja sebagai seorang penjahit baju. Dia menerima jahitan dari seorang ibu yang akan menjahitkan baju untuk anaknya. Ketika sedang sibuk dengan pekerjaannya, si ibu harus menghentikan pekerjaannya karena anak kecilnya rewel karena demam. Tidak berapa lama dia harus mengantar anaknya ke R.S. Nurul Medika. Akan tetapi dia harus menebus obatnya separo karena uangnya tidak mencukupi.
Sore harinya pak Woko pulang bekerja dan dirumah hanya ada sedikit nasi dan satu telur rebus untuk makan. Kemudian, di pagi harinya pak Woko kembali bekerja di gudang. Namun hari itu di tempat dia bekerja sangat sepi karena beras tidak banyak yang dikirim kesana. Dari kejauhan terdengar seorang laki-laki yang sedang berbicara mengenai gudang beras dengan penunggu gudang.
Sore harinya, pak Woko pulang ke rumah. Tidak berapa lama kemudian, datanglah seorang juragan beras bernama Koh Abeng dengan maksud untuk menyewa gudang. Juragan tersebut berkeinginan untuk menyewa gudang milik perusahaan tempat pak woko bekerja untuk menaruh beras-beras dengan maksud menimbun beras.  Dia mengajukan maksud kedatangannya, juragan tersebut meminta dengan amat sangat agar pak Woko bersedia menyewakan gudang kosong yang sedang dia kelola kepadanya sebagai tempat penimbunan beras. Juragan tersebut kemudian menawari pak woko sejumlah uang agar pak woko mengizinkan saudagar tersebut menaruh beras-berasnya digudang milik perusahaan. Terjadi pergolakan batin pada diri pak Woko atas tawaran dari juragan tersebut. Disatu sisi Pak woko juga membutuhkan dana untuk mebiayai keluarganya dan membiayai anaknya yang sakit. Akhirnya, pak woko tetap menjaga integritasnya dan menolak untuk melakukan hal tersebut. Karena dapat penolakan dari pak woko akhirnya koh Abeng mengalah dan pulang.
Si istri melihat kejadian tersebut dan memeluk anaknya erat-erat ketika juragan itu meninggalkan rumah mereka. Pak Woko memeluk istri dan anak istrinya. Mereka benar-benar bangga atas kemampuan mereka untuk menolak uang suap yang akan diberikan sang juragan.
Beberapa tahun kemudian, di perlihatkan Risa yang sudah mendaji gadis remaja yang cantik sedang melakukan tawaran uang seperti ayahnya menolak sogokan waktu ia masih kecil. Kemudian Risa memandang sekelilingnya dan terjebak kemacetan. Risa turun dari mobil dan memilih berjalan kaki sambil melihat fenomena korupsi yang terjadi di masyarakat salah satunya seorang polisi yang sedang menerima uang dari pengendara yang terkena tilang.
Korupsi yang di peragakan pada film tersebut sangat jelas, dimana saat harga beras dipastikan naik, para pengusaha beras berusaha untuk menimbun beras yang mereka miliki sehingga yang terjadi adalah kelangkaan. Padahal si pengusaha beras itu sendiri adalah orang yang cukup mapan, yang kedua adalah Menyogok Risa Arwoko anak dari pak Woko yang menjabat sebagai kepala bagian perizinan di suatu perusahaan agar dapat memperlancar bisnis orang tersebut.
Pada film tersebut juga terdapat pesan positif, yaitu Keluarga menjadi basis utama dalam pembentukan perilaku anti korupsi dengan memupuk kejujuran, integritas dan tanggung jawab.









PSSSST... JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA
Sutradara : Chairun Nissa

Film kali ini menceritakan perilaku remaja SMA yang sering melakukan tindakan berbohong dan mencoba berkorupsi di usia dini. Berawal dari sebuah rekaman dalam kehidupan sekolah, Olla yang direkam oleh Gita. Gita adalah siswa SMA yang baru saja membeli handycam hasil dari jerih payahnya menabung uang.
Berbanding terbalik dengan teman – teman dekatnya yang sering membohongi orang tua mereka untuk mendapatkan gadget atau barang mewah lain yang mereka inginkan. Dengan berdalih untuk keperluan sekolah teman – teman gita dengan mudah mendapatkan uang dari orang tua mereka. Di dalam film tersebut dapat di simpulkan bahwa seseorang bisa melakukan tindak korupsi karna terbiasa melihat bahkan di ajarkan untuk berbohong untuk kesenangan sendiri. Dari ayah olla sendiri yang suka berkorupsi di kantor dia bekerja, dari sang ibu yang sering berbohong untuk meminta uang yang lebih untuk berbelanja, dari sang anak (Olla) yang berbohong meminta uang dengan alasan untuk keperluan sekolahnya. kebiasaan Tidak hanya di kalangan siswa, praktek korupsi dan perilaku tidak jujur juga terjadi kalangan guru mereka.
Temannya Gita yang bernama Echi bertugas menjual buku dari gurunya mengungkapkan alasan mengapa Gita mendapat nilai yang lebih rendah dari temannya hanya karena dia tidak membeli buku yang dijual gurunya. Nilai bukannya ditentukan prestasinya tetapi ditentukan menguntungkan atau tidaknya guru tersebut.
Gita memiliki cara sendiri walaupun beda pendapat dengan temannya dia selalu bangga dengan hal itu karena dia merasa melakukan hal yang benar, seperti dia rela menabung 1 tahun untuk mendapakan camera yang ia inginkan.
Korupsi yang di peragakan dalam film tersebut antara lain : di sebuah keluarga Olla yang setiap harinya terbiasa dengan berbohong demi kesenangan, anak SMA dan seorang guru yang sudah terbiasa dengan kehidupan yang mana meraka selalu berbohong masalah paembayaran uang sekolah serta pembengkakan harga buku paket sekolah.